Sendang Hargo Lawu -disebut juga Golawu- terletak persis di Dusun Plesedan, Srimulyo, Piyungan, Bantul. Posisinya berada di sisi timur Kelurahan Srimulyo. Untuk mencapainya, dapat melalui dua arah. Dari timur kita bisa masuk lewat Bukit Bintang (Bukit Hargo Dumilah). Mengikuti jalan menurun dan terjal ke barat lebih kurang sekitar 1km. Bisa juga melalui arah barat lewat dusun Duwet Gentong menyisir lereng bukit Hargo Dumilah. Posisinya persis di lereng bukit. Namun demikian jalan ke lokasi ini cukup memadai. Meskipun bagi yang belum terbiasa harus hati-hati karena jalan terjal berkelok naik turun.
Talang Kencana: Dari Sendang Hargo Lawu Hingga Belik Widodaren (Bagian Pertama)
Kampung Watu Wayang terletak di Dusun Duwet Gentong, Srimulyo, Piyungan, Bantul. Sepintas kampung yg terletak di Dusun Duwet Gentong ini tak jauh beda dengan kampung2 sekitar yg membentang utara-selatan di jalur lereng bukit Hargo Dumilah. Secara umum, kampung2 di sepanjang lereng bukit Hargo Dumilah tidaklah melimpah seperti kampung atau dusun2 lain di wilayah Srimulyo yg berada di bawahnya. Mungkin saja ini karena kontur tanahnya yg berbatu dan sepintas memang bebatuan yg ada berkarakter bebatuan seperti yg bisa dilihat di wilayah Gunung Kidul.
Di sini, di puncak bukit Bangkel, Srimulyo, Piyungan, Bantul, bersemayam jasad seorang tokoh yg mungkin jarang disebut atau bahkan tak diingat (lagi). Dia adalah KPH. Sutatmo Suryokusumo (dikenal juga Ki Sutatmo). Siapa tokoh ini? Barangkali, mereka yg datang ke bukit Bangkel lebih mengenal tempat ini --semata-mata-- hanya sebatas tempat menikmati sunset atau sunrise (sewakti-waktu), sambil ditemani segelas penuh teh nasgitel dan hidangan gorengan tradisional. Mungkin saja mereka yg datang ke bukit ini lebih mengenalnya sebagai tempat pariwisata baru yg semakin bermunculan di seantero Jogja. Datang sekadar untuk ber selfie demi rutinitas upload status; "Aku sudah di sini", teriaknya.
Awalnya saya tidak menyangka akan singgah di rumah Mbah Pariyem di Dusun Pandeyan, Srimulyo, Piyungan, Bantul. Belakangan barulah saya mengerti, Mbah Pariyem adalah juru kunci Belik Widodaren. Perempuan asli Sendangsari, Dlingo ini menikah dengan Kardi Utomo (Mbah Kardi Sahid) asal Dusun Pandeyan. Sejak saat itu, Mbah Pariyem tinggal di Dusun Pandeyan. Rumahnya, jika kita mengambil arah dari jalan raya Dlingo, tidaklah jauh dari jalan masuk ke arah makam Sunan Geseng. Posisinya berada di sudut barat daya dari Bukit Hargo Dumilah. Rumah yang telah didiaminya sejak sekitar tahun 70-an.
ꦱꦼꦏꦽꦠꦫꦶꦪꦠ꧀ Sekretariat:
ꦏꦩ꧀ꦥꦸꦁꦄꦏ꧀ꦱꦫꦥꦕꦶꦧꦶꦠ
ꦧꦶꦤ꧀ꦠꦫꦤ꧀ꦮꦺꦠꦤ꧀ꦱꦿꦶꦩꦸꦭ꧀ꦚꦥꦶꦪꦸꦁ
ꦔꦤ꧀ꦧꦤ꧀ꦠꦸꦭ꧀ꦪꦺꦴꦒ꧀ꦚꦏꦂꦠ
Kampung Aksara Pacibita
Bintaran Wetan 06 Kalurahan Srimulyo, Kapanewon Piyungan, Kab. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55792
ꦲꦫꦶꦆꦤꦶ Hari ini | 238 | |
ꦏꦼꦩꦫꦶꦤ꧀ Kemarin | 381 | |
ꦩꦶꦁꦒꦸꦆꦤꦶ Minggu ini | 1796 | |
ꦧꦸꦭꦤ꧀ꦆꦤꦶ Bulan ini | 7842 | |
ꦏꦼꦱꦼꦭꦸꦫꦸꦲꦤ꧀ Keseluruhan | 308233 |